Chairul
Tanjung
Chairul Tanjung (lahir di Jakarta,
16 Juni 1962; umur 51 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Namanya
dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, CT
Group.
Chairul
Tanjung lahir dari sebuah keluarga berada, ayahnya seorang wartawan surat
kabar kecil pada jaman orde lama, A.G Tanjung. Pada saat orde baru terbentuk,
usaha ayahnya harus ditutup karena tulisannya banyak berseberangan secara
politik saat itu dengan penguasa, hal ini membuat orang tuanya harus menjual
rumah dan pindah tinggal di kamar losmen yang sempit.tepaynya di Jakarta pusat,
Gang abu. Termasuk perkampungan yang kumuh. Kedua orangtuanya sangat tegas
dalam mendidik anak anaknya termasuk Chairul Tanjung. Orang tuanya memiliki
prinsip agar keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan adalah langkah yang harus
ditempuh, itulah kenapa dengan segala daya dan upaya orang tua Chairul Tanjung
selalu berusaha untuk tetap menyekolahkan anak anaknya, tak terkecuali Chairul
Tanjung.
Saat SMA, CT sangat
aktif dalam setiap kegiatan di Sekolahnya, bahkan
mengkoordinasikan bis untuk pariwisata di sekolahnya, meskipun ia tidak
ikut karena tidak punya uang. Namun ia tidak pernah menceritakan
permasalahannya kepada orang lain;
Chairul Tanjung adalah orang yang senantiasa tersenyum, menyembunyikan
perasaannya saat orang lain ingin tahu tentang kondisi hidupnya. Ia tahu kedua
orangtuanya sudah berusaha keras dan mengorbankan banyak hal. CT selalu pintar
menyiasati keadaan, seperti saat ditugaskan membeli tambang untuk sekolahnya.
Cuaca siang yang terik, membuat ia dan teman-temannya kehausan, namun hanya
bisa melirik es sanghai di restoran yang terkenal, karena mereka tidak punya
uang. Akhirnya dengan inisiatifnya, CT mendapat harga tambang yang murah, dan
sisa uang itu bisa ia gunakan dengan teman-temannya untuk membeli es sanghai.
Jadilah es sanghai “terbuat dari tambang”.
"Kalau
saja tidak berinisiatif menawar harga tambang, dipastikan es shanghai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan
ludah di tenggorokan. Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan."
Chairul
Tanjung menuntaskan pendidikannya di SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981,
kemudian dia melanjutkan pendidikan nya di Universitas Indonesia Ibu Halimah, ibu
kandung Chairul Tanjung menyatakan harus menjual kain batik halusnya
untuk membiayai Chairul Tanjung masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia. Penjualan kain sutra halus tersebut kemudian disampaikan kepada CT,
lalu CT merasa iba, dan mulai saat itu ia bertekad untuk membiayai kuliahnya
sendiri.
“dia juga
sangat berbakti kepada orang tuanya, terutama ibunya, karena ia sangat
mempercaya kalimat yang stu ini, “Surga Berada Dibawah Telapak kaki ibu
Insting
bisnis Chairul Tanjung dimulai saat dia masih duduk di bangku kuliah, untuk
membiayai kuliahnya Chairul Tanjung sempat membuka usaha fotokopi di
Universitas Indonesia, dia juga sempat berjualan kaos dan buku kuliah
stensilan, selain itu dia juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium, namun usahanya belum berhasil.
“Menghadapi kegagalan pertama bangkrutnya usaha formal
di luar kampus, apakah kemudian membuat saya kalut, takut, takluk, tunduk? Ah,
sama sekali tidak. Layar sudah kadung terbentang, pantang pulang jika tiada
ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas menenggelamkan. Saya
masih memiliki kegigihan, kedisiplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan
usaha gagal tersebut.”
Selama kuliah Chairul Tanjung dikenal
sebagai mahasiswa yang teladan, hal ini terbukti dari penghargaan yang dia
peroleh pada tahun 1984-1985 sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional. Ketika
lulus kuliah dia bersama dengan beberapa rekannya mendirikan PT. Pariarti
Shindutama pada tahun 1987 dengan modal awal Rp.150 juta yang dia peroleh dari
Bank Exim, kala itu PT Pariarti yang bergerak dalam bidang produksi sepatu
anak-anak ekspor mampu memperoleh pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia
namun karena adanya perbedaan pandangan dalam hal ekspansi bisnis membuat
perusahaan ini harus bubar dan Chairul Tanjung memilih untuk keluar dan
memilih untuk membuat perusahaan sendiri.
Setelah
keluar dari PT Pariarti, Chairul Tanjung membidik tiga bisnis inti yaitu
Keuangan, Properti dan Multimedia. Lalu beridiri lah Para Grup ynag terkenal
itu, Perusahaan Konglomerasi ini memiliki Para Inti Holindo sebagai father
holding company yang membawahi beberapa sub holding yakni Para Inti Propertindo
(properti), Para Global Investindo (bisnis keuangan),dan nti Investindo(media
dan investasi), Pada tanggal 1 desember 2011 Nama Para Group diubah mejadi CT Croup.
CT Croup mempunyai beberapa unit usaha yang telah dikenal di publik seperti:
- Mega Corpora
- Perbankan
- PT Bank Mega Tbk
- PT Bank Syariah Mega Indonesia
- Asuransi
- PT Asuransi Jiwa Mega Life
- PT Asuransi Umum Mega
- Pasar modal
- PT Mega Capital Indonesia
- Pembiayaan
- PT Para Multifinance
- PT Mega Auto Finance
- PT Mega Central Finance
- Trans Corp
- Trans Corpora Media
- PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
- PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
- PT Agranet Multicitra Siberkom (DetikCom)
- PT Trans Lifestyle
- PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
- PT Trans Fashion
- PT Trans Mahagaya
- PT Mahagaya Perdana (Prada, Hugo Boss, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Jimmy Choo ,Brioni, Celio, Francesco Biasia,Canali, Mango)
- PT Trans F&B
- PT Trans Coffee
- PT Trans Ice
- PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins)
- PT Metropolitan Retailmart (Metro department store)
- PT Trans Airways
- PT Trans Rekan Media
- PT Trans Entertainment
- PT Trans Property
- PT Para Bandung Propertindo (Bandung Supermal)
- PT Batam Indah Investindo
- PT Karya Data Mandiri
- PT Mega Indah Propertindo
- PT Para Bali Propertindo
- PT Trans Studio
- PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar)
- Trans Studio Resort Bandung
- PT Trans Retail
- PT Carrefour Indonesia
- PT CT Global Resources
- PT Para Inti Energy
- PT Para Energy Investindo
- PT CT Agro
- PT Kaltim CT Agro
- PT Kalbar CT Agro
- PT Kalteng CT Agro
- PT Arah Tumata
- PT Wahana Kutai Kencana
Kata-kata bijak dari bapak CT, yang
ditulis di buku “CHAIRUL TANJUNG SI ANAK SINGKONG”
“Molen, saya sangat benci kemiskinan. Tolong
tanamkan itu di kepala dan batin kamu juga. Suatu waktu saya bercita-cita ingin memiliki mal, bank, koran, dan
televisi.“
Saat kuliah memang banyak cita-cita dan harapan yang saya gantungkan setinggi langit. Saya berusaha menggapai semua keinginan tersebut.
Saat kuliah memang banyak cita-cita dan harapan yang saya gantungkan setinggi langit. Saya berusaha menggapai semua keinginan tersebut.
“Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti
membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras,
keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan. Hal itu juga harus dibarengi dengan
sikap pantang menyerah dan tidak cepat putus asa. Semua cita-cita dan ambisi
hanya bisa direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun
dan kepada siapa pun.
Tidak ada hasil yang saya peroleh sekarang tanpa melalui kerja keras, dan jalan yang dilalui senantiasa berliku, penuh onak dan duri.“
Tidak ada hasil yang saya peroleh sekarang tanpa melalui kerja keras, dan jalan yang dilalui senantiasa berliku, penuh onak dan duri.“
“Selama 50 tahun perjalanan hidup saya, pengalaman
berharga yang saya rasakan adalah saat kita memiliki cita-cita untuk selalu
menjadi lebih baik. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan
esok harus lebih baik daripada hari ini….
Walaupun berasal dari keluarga miskin dan dibesarkan di lingkungan kumuh di Kota, Jakarta, seperti yang saya alami dulu, bukan menjadi batu penghalang untuk bisa meraih sukses dalam kehidupan. Semua orang berhak untuk berhasil dan mengubah nasib masing-masing serta bebas untuk memiliki cita-cita besar.“
Walaupun berasal dari keluarga miskin dan dibesarkan di lingkungan kumuh di Kota, Jakarta, seperti yang saya alami dulu, bukan menjadi batu penghalang untuk bisa meraih sukses dalam kehidupan. Semua orang berhak untuk berhasil dan mengubah nasib masing-masing serta bebas untuk memiliki cita-cita besar.“
Kesimpulan :
Dulu bapak Chairu Tanjung bukanlah siapa-siapa,
bahkan termasuk masyarakat kalangan bawah, tetapi berkat berdoa, kerja keras,
pantang menyerah, keuletan, dan kegigihannya. Beliau sekarang termasuk dalam
jajaran orang terkaya diIndonesia. Bapak Chairu Tanjung ini mencerminkan bahwa,
orang dari kalangan bawah juga bisa sukses. Dari beliau saya dapat mengambil
beberapa pelajaran antara lain : Harus tetap tabah dan selalu berdoa kepada
ALLAH SWT seberat apapun masalah yang kita hadapi, pantang menyerah karena
tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan,
tidak malu melakukan perbedaan diantara teman-teman kita, asalkan perbedaan
yang positif, selalu sayang kepada orang tua, karena tidak ada kesuksesan yang
bisa dicapai tanpa restu orang tua.
0 komentar:
Posting Komentar